Biografi

SASTRAWAN DAN HASIL KARYANYA
(oleh : Zulfa Mahendra)





A.     Chairil Anwar

1.     Profil Chairil Anwar
Chairil Anwar lahir di Medan tanggal 26 Juli 1922. Beliau mempunyai ayah bernama Toeloes dan ibu bernama Solehah. Pendidikan Chairil Anwar diawali dengan sekolah dasar di HIS (Hollandsh-Inlandsche School), kemudian beliau melanjutkan pendidikannya ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau setingat SMP pada zaman itu.
Beliau mempunyai karir sebagai seorang penyair radio atau sastrawan. Beliau juga pernah menjadi seorang penyair radio Jepang di Jakarta saat masa pendudukan Jepang. Beliau kemudian wafat pada tanggal 28 April 1949.
2.     Hasil Karya Chairil Anwar
Hasli karya Cahiril Anwar mempunyai beberapa koleksi puisi, diantaranya berjudul “Deru Campur Debu”, “Kerikil-kerikil Tajam dan yang Putus”, dan “Tiga Menguk Takdir”.

B.      Puisi

1.     Definisi Puisi
Puisi adalah karangan yang terikat pada bait, baris, suku kata, rima, dan irama.
2.     Unsur-Unsur Pembentu Puisi
1.     Diksi                           : merupakan pemilihan kata untuk mengungkapkan
  gagasan.
2.     Bunyi                          : dalam puisi bunyi bersifat estetik untuk mendapat
  keindahan dan tenaga ekspresif.
3.     Rima                           : persamaan bunyi baik diawal larik atau diakhir larik.
4.     Irama                          : panduan bunyi yang menimbulkan efek musikalitas.
5.     Ragam bunyi              : meliputi bunyi eufonia, kakofoni, onomatope.
6.     Bahasa puisi               : merupakan sarana ekspresif dalam penulisan puisi.
7.     Tipografi                    : merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat
dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama.
8.     Isi puisi                      : mencakup tema, perasaan penyair, nada, dan amanat.
9.     Imajinasi dan simbol : menggunakan kata-kata yang bermakna.

3.     Jenis-Jenis Puisi
Jenis-jenis puisi dibedakan menjadi 2, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Sedangkan puisi baru adalah bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Contoh puisi lama  :
1.     Mantra       : ucapan-ucapan yang dianggap memili kekuatan gaib.
2.     Pantun       : puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b
3.     Karmina    : pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
4.     Seloka       : pantun berkait.
5.     Gurindam  : puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan
  berisi nasihat.
6.     Syair         : puisi yang bersumber dari Arab.
7.    Talibun      : pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6,8, atau 10 baris.
Contoh puisi baru antara lain :
1.     Balada       : puisi berisi kisah atau cerita.
2.     Himne       : puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau para
                     pahlawan.
3.     Ode           : puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4.     Epigram    : puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.
5.     Romansa   : puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
6.     Eleg          : puisi yang berisi ratao tangis atau kesedihan.
7.     Satire        : puisi yang berisi sindiran atau kritik.

4.     Memaknai Puisi Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Parafrasenya :
            Maksudnya adalah wujud dan keteguhan hati atas pilihan yang diyakininya dengan benar. Kemudian “kau” yang dimaksud dalam puisi tersebut adalah penyimak atau pembaca dari puisi itu. Ini menunjukkan bahwa Chairil Anwar tidak peduli kepada para pembaca atau penyimak yang telah mendengar ataupun membaca puisi tersebut.

Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih

Parafrasenya :
            Keberanian dalam berjuang walaupun banyak risiko dan rintangan yang menghadang. Termasuk kehilangan nyawa ataupun terluka karena terkena peluru dari senjata musuh. Jika tetembak peluru ataupun terluka para pejuang tetap berjuang tanpa memikirkan luka yang dialaminya. Inilah bentuk penghormatan dari Chairil Anwar kepada para pejuang yang telah membela bangsa ini hingga titik darah penghabisan.


Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Parafrasenya :
            Semangat yang tidak pernah padam yang dinyatakan pada kalimat “Aku mau hidup seribu tahun lagi”. Hal tersebut merupakan cerminan dari Chairil Anwar yang ingin berjuang bersama bangsa ini dengan semangat yang tinggi, dan tidak ingin dibatasi oleh waktu.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment